Beranda

LAHAN AREA PERTANIAN

Skema Pencarian Lahan Kosong untuk Pertanian

1. Identifikasi Kebutuhan Bisnis

  • Tentukan jenis tanaman / komoditas yang akan ditanam.

  • Hitung luas lahan minimal sesuai skala bisnis.

  • Perkirakan kebutuhan infrastruktur (air, listrik, akses jalan, dll).


2. Pemetaan & Pencarian Awal

  • Gunakan GIS (Geographic Information System) / Google Maps untuk deteksi lahan kosong.

  • Hubungi BPN (Badan Pertanahan Nasional) untuk cek status lahan.

  • Kumpulkan data dari:

    • Pemerintah daerah (Dinas Pertanian, Dinas Tata Ruang).

    • Agen properti lokal.

    • Informasi warga setempat.


3. Analisis Kesesuaian Lahan

  • Fisik: kesuburan tanah, tekstur, topografi, iklim mikro.

  • Aksesibilitas: dekat jalan utama, pasar, atau jalur distribusi.

  • Air: ketersediaan irigasi / sumber air tanah.

  • Lingkungan: bebas banjir, tidak rawan longsor, jauh dari limbah industri.


4. Aspek Legal & Kepemilikan

  • Pastikan lahan bersertifikat jelas (SHM/HGB/atau tanah desa resmi).

  • Cek apakah lahan tidak dalam sengketa.

  • Jika sewa: pastikan kontrak tertulis dengan klausul jangka panjang.

  • Pertimbangkan kemitraan dengan pemilik tanah jika modal terbatas.


5. Pertimbangan Finansial

  • Bandingkan harga tanah dengan potensi hasil produksi.

  • Hitung biaya tambahan: reklamasi, pemagaran, akses jalan, sumber air.

  • Lakukan analisis ROI (Return on Investment) jangka menengah & panjang.


6. Pengambilan Keputusan

  • Buat scoring system: (lokasi, harga, legalitas, kualitas tanah, akses pasar).

  • Pilih lahan dengan skor tertinggi.

  • Finalisasi lewat pembelian / sewa jangka panjang.


7. Langkah Implementasi

  • Uji coba lahan dengan penanaman skala kecil.

  • Bangun infrastruktur dasar (irigasi, gudang, jalan masuk).

  • Mulai operasional penuh dengan perencanaan agribisnis.


🔶 Skema Alur (Ringkas)

Kebutuhan Bisnis → Pemetaan Lahan → Analisis Kesesuaian → Cek Legalitas → Hitung Finansial → Skoring → Keputusan → Implementasi

Scroll to Top